Melawan pemahaman ekstrimis
Tindakan segelintir anak muda Malaysia yang terpengaruh
dengan pemahaman ekstrimis sangat mendukacitakan kita.Namun pada masa yang sama
kita lebih wajar memikirkan mengapakah mereka begitu mudah terpengaruh dengan
pemahaman ekstrimis tersebut.
Perkembangan media dan teknologi dengan ledakan maklumat di
hujung jari membuka ruang kepada kelompok ekstrimis untuk menyebarkan fahaman
mereka dan menyentuh hal ini wajar bagi para pencinta keamanan dan kedamaian
memikirkan mengapakah kita gagal menguasai ruang-ruang media dan teknologi ini
untuk melawan segala pemikiran ekstrim ini.
Kelompok moderat-pencinta damai perlu lebih aktif dalam menggerakkan
perang media dan teknologi untuk
menyebarkan keamanan-kedamaian serta lebih lantang bersuara bagi memperjuangkan
keamanan dunia keseluruhannya.
Kita perlu memanfaatkan media sebaik mungkin dan memenuhkannya dengan pemikiran Islam
yang sederhana-terbuka-menggalakkan keamanan dan kesejahteraan untuk semua
manusia.
Salah faham terhadap konsep jihad,segala
manipulasi,penyalahgunaan dan penyelewengan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan
menghalalkan segala tindakan keganasan dan kekerasan perlu diperbetulkan dan diperjelaskan
seluas-luasnya.
Kelompok ekstrimis agama memiliki pemahaman sempit terhadap
agama,merasakan versi tafsiran Islam mereka sahaja yang paling benar bahkan memaksa
pandangan mereka terhadap orang lain.
Sikap ini pastinya tidak bersesuaian dengan pemahaman
tradisi Islam di alam Melayu Nusantara yang cukup terbuka serta mengamalkan pendekatan
’Islam yang ramah’.
Untuk melawan pemikiran ekstrimis dalam kalangan anak
muda,kita wajar mempelajari kembali pendekatan berhikmah tradisi Melayu Islam
nusantara dan pendekatan yang diamalkan oleh Wali Songo misalnya yang menurut
K.H.Hasyim Muzadi dalam bukunya ‘Radikalisme hancurkan Islam’ mengamalkan
prinsip seperti sikap ‘Tasamuh’( toleran
dan menghargai perbedaan),sikap ‘tawasut’ (moderat), sikap ‘tawazun’ (seimbang
dan harmoni), dan sikap ‘itidal’ (berpihak kepada keadilan dan kebenaran) .
Pendekatan dalam ajaran ilmu tasawuf oleh para tokoh sufi
yang tersebar luas di alam Melayu nusantara ini juga wajar dipertahankan
memandangkan ajaran ini mengajar pendekatan yang manusiawi, pendekatan cinta
dan kasih sayang sesama manusia dan ia mampu melawan pendekatan kelompok yang
mengamalkan kekerasan atas nama agama.
Gabungan suara lantang anak muda Malaysia pencinta keamanan
mampu menewaskan usaha kelompok tertentu untuk mempengaruhi anak muda Malaysia
menyertai gerakan ekstrimis.
No comments:
Post a Comment