Tuesday, February 24, 2015

Melawan pemahaman ekstrimis



Melawan pemahaman ekstrimis

Tindakan segelintir anak muda Malaysia yang terpengaruh dengan pemahaman ekstrimis sangat mendukacitakan kita.Namun pada masa yang sama kita lebih wajar memikirkan mengapakah mereka begitu mudah terpengaruh dengan pemahaman ekstrimis tersebut.

Perkembangan media dan teknologi dengan ledakan maklumat di hujung jari membuka ruang kepada kelompok ekstrimis untuk menyebarkan fahaman mereka dan menyentuh hal ini wajar bagi para pencinta keamanan dan kedamaian memikirkan mengapakah kita gagal menguasai ruang-ruang media dan teknologi ini untuk melawan segala pemikiran ekstrim ini. 

Kelompok moderat-pencinta damai perlu lebih aktif dalam menggerakkan perang media dan teknologi  untuk menyebarkan keamanan-kedamaian serta lebih lantang bersuara bagi memperjuangkan keamanan dunia keseluruhannya.

Kita perlu memanfaatkan media sebaik  mungkin dan memenuhkannya dengan pemikiran Islam yang sederhana-terbuka-menggalakkan keamanan dan kesejahteraan untuk semua manusia.

Salah faham terhadap konsep jihad,segala manipulasi,penyalahgunaan dan penyelewengan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan menghalalkan segala tindakan keganasan dan kekerasan perlu diperbetulkan dan diperjelaskan seluas-luasnya.

Kelompok ekstrimis agama memiliki pemahaman sempit terhadap agama,merasakan versi tafsiran Islam mereka sahaja yang paling benar bahkan memaksa pandangan mereka terhadap orang lain.

Sikap ini pastinya tidak bersesuaian dengan pemahaman tradisi Islam di alam Melayu Nusantara yang cukup terbuka serta mengamalkan pendekatan ’Islam yang ramah’. 

Untuk melawan pemikiran ekstrimis dalam kalangan anak muda,kita wajar mempelajari kembali pendekatan berhikmah tradisi Melayu Islam nusantara dan pendekatan yang diamalkan oleh Wali Songo misalnya yang menurut K.H.Hasyim Muzadi dalam bukunya ‘Radikalisme hancurkan Islam’ mengamalkan prinsip seperti  sikap ‘Tasamuh’( toleran dan menghargai perbedaan),sikap ‘tawasut’ (moderat), sikap ‘tawazun’ (seimbang dan harmoni), dan sikap ‘itidal’ (berpihak kepada keadilan dan kebenaran)  .

Pendekatan dalam ajaran ilmu tasawuf oleh para tokoh sufi yang tersebar luas di alam Melayu nusantara ini juga wajar dipertahankan memandangkan ajaran ini mengajar pendekatan yang manusiawi, pendekatan cinta dan kasih sayang sesama manusia dan ia mampu melawan pendekatan kelompok yang mengamalkan kekerasan atas nama agama.

Gabungan suara lantang anak muda Malaysia pencinta keamanan mampu menewaskan usaha kelompok tertentu untuk mempengaruhi anak muda Malaysia menyertai gerakan ekstrimis.


No comments:

Post a Comment